Boneka sangatlah erat kaitannya
dengan kesukaan perempuan. Entah apakah bentuk boneka itu lucu dan membawa
kebahagiaan ataukah sebagai sebuah kehadiran teman yang berbentuk boneka bagi seorang
perempuan. Bukan Cuma seorang perempuan yang identik kesukaannya dengan boneka,
seorang anak kecil pun tentu akan menyukainya.
Berbicara tentang boneka, dalam
pandangan umum adalah benda yang berbulu lembut, mata yang bulat, memiliki
tubuh besar dan lainnya. Gambaran tersebut merupakan boneka yang real. Ketika
berbicara pada ranah politik tentu sebuah boneka memiliki makna yang jauh
berbeda, bukan melihat pada bentuk tetapi dilihat pada objek yang disebut
sebagai boneka. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa negara boneka adalah negara
yang dikendalikan oleh negara adikuasa untuk melakukan sesuatu hal sesuai dengan
kemauan mereka. Ketika terjadi hal-hal yang merugikan maka negara boneka-lah
yang menanggung resiko penuh, sedangkan negara adikuasa terbebas dari jeratan
kerugian. Kata lain yang tepat dari negara boneka adalah kelinci percobaan
terhadap suatu hal yang baru.
Menjelang pemilihan umum presiden,
seorang pemimpin yang akan menjadi aktor utama bangsa turut menjadi pertanyan
besar bagi seluruh masyarakat. Apakah pemimpin kita merupakan aktor boneka
ataukah aktor real yang akan mengedepankan bangsa. Wacana yang berkembang di masyarakat
tentu sangat berpengaruh terhadap beberapa calon pilihan partai politik yang
telah mengusung nama calon sebagai kandidatnya. Sikap dan potensi yang
ditunjukkan para calon dianggap sebagai sikap yang akan dibawa ketika menjadi
pemimpin kedepan. Pada dasarnya mengajukan diri sebagai calon pemimpin merupakan
panggilan hati yang terdalam untuk siap sebagai pemimpin bukanlah sebuah
paksaan ataupun dukungan dari beberapa pihak.
Namun pilihan terbaik adalah
kembali kepada moral para calon pemimpin bukan aksi embel-embel mengajukan
kesejahteraan rakyat dan pada akhirnya hanya mensejahterakan rakyat golongan
partainya. Kebanyakan yang telah terjadi dimasyarakat hanyalah janji-janji
tanpa aplikasi real dari pemerintah (no action talk only), hal ini tentu
menjadi pelajaran yang berharga bagi seluruh masyarakat ketika memilih pemimpin
yang benar-benar mengedepankan aspirasi rakyatnya.
Dalam hal ini, ketika panggilan
hati itu telah ada maka seorang pemimpin tidak akan dipengaruhi oleh
ancaman-ancaman dari berbagai pihak. Ia akan mengikuti kata hati yang
benar-benar untuk rakyatnya bukan untuk golongannya. Seseorang yang terikat
dengan golongan partainya tentu akan kebingungan dalam menentukan sikap
kebijakan sebagai pemerintah, disisi lain sungkan terhadap golongan tetapi
merugikan rakyat, ataupun mengedepankan rakyat tetapi dikucilkan golongan. Dilema
seorang pemimpin yang menyatakan “yang penting bos senang” karena
sebagai bear leader.
Pimpinan yang menjadi boneka dari
sebuah golongan demi mendapatkan popularitas golongannya layaknya sebagai
pemimpin yang tidak memiliki prinsip. Kejadian ini bukanlah kesalahan bagi
seorang pemimpin ataupun bagi golongannya juga bukan pada istilah bonekanya,
ini merupakan sikap keserakahan seseorang terhadap duniawi yang ingin menguasai
suatu wilayah sesuai mindset golongannya. Moral adalah poin inti dari
suatu kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar